Advertisements

Jumat, 13 Januari 2012

Pelajaran di suatu Jum`at (barangkali ada judul yang lebih pantas)

Suatu ketika, saya shalat jumat disebuah mesjid yang biasanya selalu diisi oleh khatip-khatip pilihan dan ternama didaerah tersebut. Sebelum jumat saya tertidur dan baru terbangun ketika azan hampir berkumandang. Singkatnya, saya baru tiba dimesjid ketika khatip sudah memasuki isi khutbahnya. Dan khutbah pembuka sudah selesai. 

Sang khatip begitu mengebu-ngebu menyampaikan khutbahnya. Namun kali ini, saya melihat sang khatip banyak sekali mengambil referensi khutbah dari beberapa ahli sufi, dan tidak jarang ia memuji dengan penuh sanjungan terhadap sang sufi-sufi yang disebutkan. Saya maklum, mengira mungkin sang khatip ahli ibadah yang luar biasa atau pengikut sang sufi. Namun disisi lain saya juga heran, sang khatip selalu terbata-bata ketika mengucapkan kepanjangan dari SAW (sallalaa hu`alaihi wasallam) dan SWT (subhaana hu wata`aala). Bahkan ke-terbataan-nya sampai pada pengulangan yang berkali-kali. Lagi lagi saya maklum, barangkali sang khatip memang agak kurang fasih atau kurang bisa mengucapkannya karena ada masalah dengan mulut.

Ketika khutbah menuju akhir nasehat, sang khatip terus terang membuat saya terkejut ketika menggunakan pendapat dari tokoh mu`tazilah (padahal banyak pendapat yang lebih bagus dan searah dari tokoh lainnya). Saya semakin heran.

Akhirnya, khutbah penutup pun dimulai.

Sang khatip seperti bukan hanya membuat saya terkejut, tapi jama`ah lainnya juga tidak kalah terkejut. Selain bacaan yang salah, kata-kata khutbah yang amburadul, rukun khutbah dan bacaan do`a juga harus dibantu oleh para jama`ah.!.

“Ada apa gerangan??” pikir saya dalam hati.

Supaya sedikit menghibur diri dan tidak berfikir macam-macam dan jangan sampai berburuk sangka pada sang khatip, saya akhirnya menyimpulkan ; pasti sang khatip adalah seorang mu`alaf yang belum sepenuhnya bisa berkhutbah dan tidak paham banyak tentang islam. 

Seharusnya pengurus mesjid tidak meminta beliau untuk khutbah, karena kasihan sekali beliau (khatip) yang belum mampu untuk khutbah. Saya bahkan sedikit menyayangkan menajemen pengurus mesjid yang salah memilih khatip.
 
Akhirnya, ketika shalat jum`at usai, saya keluar dan kembali ketempat teman saya. Kebetulan teman saya ini kuliah di Fakultas Ushuluddin. Dan betapa terkejutnya saya ketika teman saya mengatakan sambil tersenyum, bahwa yang menjadi khatip tadi adalah Dosen Senior di Fakultasnya.!.

“Ushuluddin?? Dosen Senior tadi..!!??” Tanya saya hampir tidak percaya.

“Iya, beliau Dosen Senior di Jurusan Filsafat. Pemimpin Dosen Liberal”. Jelas teman saya yang tau banyak hal tentang Fakultasnya.

“Oh… setau saya Orang Filsafat itu kritis. Apa lagi Liberal. Mereka sendiri berpendapat, orang Filsafat apa lagi ditambah liberal selain kritis juga berfikir agak maju “ kata saya.

“gak tanggung-tanggung !, Saking majunya, Dosen Senior yang jadi khatip tadi juga mengajar di Pasca Sarjana untuk pendidikan islam dan Filsafat”, katanya.

Lalu kenapa bisa begitu ya? Pikir saya.

Belum sempat saya menuntaskan berfikir, teman saya langsung melanjutkan kalimat yang membuat saya terkejut dan maklum akan kejadian dimesjid tadi.

“beliau itu, kata mahasiswa-mahasiswa pasca, kalau pertama mengajar dan masuk keruangan, didepan mahasiswa beliau langsung menyobek Al-Quran dengan seraya dan lantang mengatakan ‘Lihat, Al-Quran ini adalah makhluk.!!’, atau mengatakan ‘kalau masuk filsafat dengan saya, silahkan anda tinggalkan agama anda diuar sana dan jangan bawa masuk kedalam sini”

Mmmmm….. saya menarik nafas dalam-dalam.
Barangkali kalau saya mengatakan “Dosen Durhaka” dengan Agamanya, sah-sah saja sepertinya. Belajar islam berpuluh-puluh tahun hanya untuk menghancurkan islam dengan filsafat liberalnya. Makanya sang Dosen tidak bisa berkhutbah dengan benar walau sudah menjadi Guru besar di Universitas Islam.
Wallahu`lam…


Dalam Ruang 4 X 3 meter.

Kota Praja (banda aceh)


3 komentar:

  1. dron ken lebeh bereh tgk. neu purunoe loen oleh blog beu get lah.. :)

    BalasHapus
  2. aduhhh...ngeri jg ceritanyah. bener2 ngejutin. semoga orang seperti beliau ga banyak ^_^

    BalasHapus

Copyright © Catatan Pinggir Mahasiswa Kesepian All Right Reserved
Designed by Harman Singh Hira @ Open w3. Published..Blogger Templates