“Facebook dan obsesi menjadi artis”
Seorang
teman saya terlihat tidak pernah mengupdate status di FB. Entah karena tidak
tau harus meng update atau memang tidak sempat. Tapi dua-duanya pendapat salah.
Belakangan saya ketahui kalau dia sering mengomentari status teman-teman yang
lain. Bahkan juga sempat mengomentari foto dan status saya. Yang lebih
parahnya, ia bahkan menegur saya dengan cara yang sangat halus. “eh,
andika update and up to date terus ya statusnya??hehheheee…..” sms nya
suatu ketika. Saya hanya membalasnya dengan “hahaha….sedikit..tidak pakek
telur…..wkwkwkwkww……”. tulis saya. Namun semenjak saat itu saya sudah
jarang mengisi status, bahkan sangat jarang. Hampir tidak pernah lagi, kecuali
pengunguman khusus.

Sekitar beberapa bulan kemudian
akhirnya saya tau kenapa ia tidak suka membuat status. Ia tidak mau orang
melihat atau mengetahui banyak hal tentang aktivitasnya. Bahkan katanya, ia
tidak ingin meng ekpos berita tentang dirinya sehingga dibaca orang. Saya
tertegun dengan pernyataannya. Bagi saya itu sesuatu yang luar biasa.
Sangat Luar biasa..!!
Kepala saya terus berputar. Otak
saya menagkap sesuatu yang menarik. Kata-kata ”ter-ekspos” membuat saya
tersengat untuk mencari relasi (hubungan) dengan yang lain. Benar-benar sebuah
pernyataan yang memancing keinginan saya untuk membuka laktop yang lantas menciptakan
kata-kata ini. Walaupun tidak sehebat tulisan-tulisan para pakar penulis atau
siapapun yang terkenal. Namun saya merasa perlu menuliskan hal seperti ini.
Ketika pikiran saya terus
berputar, saya kemudian merasa ada yang membentur di kepala. Apa itu? Ya,
benturan itu adalah kata-kata “Selebritis atau artis”. Saya
langsung terbayang dengan Acara seperti SILET, KABAR-KABARI, INSERT, CEK &
RICEK, KISS, KASAK-KUSUK, SINDEN GOSIP, DORCE SHOW, OPRAH WINFREY, GO SHOW, DLL
(saya tidak bisa ingat semua nama acara-acara seperti itu, karena sudah
terlalu banyak, hingga membanjiri layar televisi kost saya). Apa yang
ditampilkan diacara rutin itu?? Ngerumpi mungkin hal yang paling pasti. Namun
sayang, ketika sudah Ngerumpi, berita nya juga di ekpos hingga kemana-mana.
Semua orang tau jika ada bahtera rumah tangga yang sudah mulai oleng dan akan
tenggelam. Ada yang diekpos tentang prestasi artis sudah bisa membeli rumah
sendiri. Membuka usaha sendiri. Makin pintar membuat lebay dilayar televisi.
Gonta-ganti pacar dsb (hingga memang susah menyebutnya karena banyaknya yang
harus dirumpi setiap hari). Sayangnya
kita adalah orang yang terus menjadi penikmat dan juga dengan setia mengikuti
acara ngerumpi yang seperti itu.
Lalu apa hubungan dengan
kata-kata teman saya yang membuat saya membuka file document di otak saya?.
Nah., semakin jelas rasanya jika saya terus terang mengatakan “mengekpos diri
di status facebook dengan berbagai macam bentuk status, sama hal nya dengan
meng ekpos diri supaya orang lain makin up to date dengan berita kita”. Maka
saya merasa lebih tepatnya mengatakan “yang suka meng update status berarti
ingin dikenal dalam tanda kutip “terobsesi jadi artsis namun tidak kesampaian”.
Sepertinya saya ingin tertawa sejenak jika memang ada yang terobsesi jadi artis
namun tidak kesampaian. Jadi jika silet tidak mau mengekpos, maka facebook pun
jadi ( sama dengan kata pepatah yang sangat populer : tidak ada rotan, akarpun
jadi…wkwkwkwww….).
Teman saya mungkin hanya menyampaikan
menurut ala kadarnya sendiri. Namun secara pribadi saya merasa sangat
ter-nasehati. Bahwa menjaga diri bukan hanya ditempat-tempat tertentu. Namun
ditempat-tempat yang di anggap bagus juga harus dibatasi “lompatan girangnya”.
Jangan sampai orang cekikikan gara-gara baca status yang kadang mengerutkan
kening dan mengurut dada karena cemas (cemas dalam artian peduli pada
sahabat). Untukmu semua wahai
teman-teman dan sahabat-sahabat yang bagus prestasinya, yang kuat cita-citanya,
bahwa facebook juga bisa merugikan. Terutama waktumu yang banyak tersita.
Tetap
semangat dan luar biasa……!!!
0 komentar:
Posting Komentar